Tuesday, February 14, 2017

Biografi Mohamad Yamin : "Pahlawan Nasional"


Muhammad Yamin dilahirkan pada 23 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat. Nama Ayahnya adalah Usman dengan gelar Bagindo Khatib, yang semasa hidupnya bekerja sebagai mantri kopi (sebuah pekerjaan pada masa penjajahan Belanda yang bekerja mengurus perkebunan kopi dan mengawasi gudang-gudang kopi), sedangkan ibunya bernama Siti Sa’adah yang berasal dari Panjang Panjang (Rahayu, 2008:72). Yamin menikah dengan seorang wanita Jawa bernama Raden Ajeng Sundari Merto Amodjo pada 1934. Dari pernikahannya tersebut, Yamin dikaruniai seorang putra bernama Dang Rahadian Sinajangsih Yamin.
Muhammad Yamin menjalankan pendidikan pertamanya di Sekolah Bumiputera Angka II (Sekolah Melayu). Pendidikan Muhammad Yamin di Bumiputera berlangsung selama empat tahun dan dalam masa pendidikannya itu, Muhamamd Yamin tidak mendapat pengajaran bahasa Belanda. Setelah pendidikannya di Bumiputera selesai, Muhamamad Yamin pindah bersekolah di HIS (Holands Inlandsche School) dan pada 1918 Muhammad Yamin lulus dari HIS. Setamatnya dari HIS, Yamin melanjutkan studinya ke Bogor dengan memasuki Sekolah Dokter Hewan, namun tidak lama kemudian dia pindah ke Sekolah Pertanian (Landbouwschool) yang juga terletak di Bogor (Manus, dkk., 1993:65). Setelah lima tahun menjalani pendidikan di Sekolah Pertanian Bogor, Yamin melanjutkan sekolah Belanda yang dulu dikenal dengan sebutan Algemene Middelbare School (AMS) di Yogyakarta. Di sekolah tersebut, dia mempelajari bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Kaei, dan sejarah purbakala. Setelah tamat AMS, Yamin memiliki rencana untuk melanjutkan ke Leiden, akan tetepi sebelum sempat berangkat, ayahnya meninggal dunia. Akhirnya Yamin batal untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri, dan memilih melanjutkan studi di Recht Hogeschool (RHS) di Jakarta dan berhasil mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) pada tahun 1932.
Pendidikan dasar sampai tingkat tinggi yang diterima, membuat Yamin banyak belajar tentang kesusastraan asing dan kemudian membuatnya dikenal sebagai seorang sastrawan. Akan tetapi sebagai seorang intelektual, Yamin tidak begitu saja menelan segala hal yang didapatnya, melainkan memadukan konsep sastra Barat dengan gagasan kebudayan Indonesia. Di dalam dunia sastra, nasionalisme seorang Muhammad Yamin dibuktikan dengan menghindari pemakaian kata-kata Barat atau Belanda. Pada tahun 1922, Yamin menciptakan puisi berjudul Tanah Air, terdapat 30 bait dan tiap bait terdiri atas 9 baris. Menurut Yamin “Tanah Air” yang dimaksud ialah Sumatera. Kumpulan puisi karya Yamin berikutnya berjudul Tumpah darahku yang ditampilkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Tidak hanya sebagai sastrawan, Yamin juga memiliki minat dalam sejarah nasional Indonesia. Menurut Yamin, sejarah adalah salah satu cara mewujudkan cita-cita Indonesia Raya.
Kiprah Muhammad Yamin selanjutnya adalah dalam bidang politik. Sejak bangku kuliah, Yamin sudah aktif dalam pergerakan perjuangan melawan penjajah. Tahun 1926 sampai 1928, Yamin ditunjuk menjadi ketua Jong Sumatera Bond. Kiprah politik Yamin selanjutnya adalah sebagai perumus ikrar Sumpah Pemuda. Setelah turut terlibat dalam Kongres Pemuda II, Yamin mendirikan Partai Gerakan Rakyat Indonesia dan setelahnya masuk secara resmi ke dalam pemerintahan setelah diangkat sebagai anggota Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat) sampai tahun 1942.
Semasa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai 1945, Yamin bertugas di Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Pada pertengahan tahun 1945, Yamin menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Usaha Kemerdekaan (BPUPK). Setelah Indonesia merdeka, Muhamamd Yamin pernah menjabat sebagai: anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), Menteri Kehakiman (1951), Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953–1955), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962) dan Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961–1962). Jabatan terakhir Yamin adalah Menteri Penerangan. Saat masih menjabat sebagai Menteri Penerangan tersebutlah, Yamin meninggal dunia di Jakarta tanggal 17 Oktober 1962 di usia 50 tahun. Sebagai penghargaan atas dedikasinya kepada bangsa Indonesia, Muhammad Yamin dianugerahi gelar pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No.88/TK/1973.

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya